Tata Kelola Pelatihan dan Pengembangan Yang Efektif di Perkebunan Negara
- Farvis Indonesia
- Oct 7
- 2 min read
I am about to teach Managing Learning & Development untuk PTPN, and preparing what to say. I did a little research about the organization and then incorporate the common practice of how to manage L&D effectively.
Untuk mengelola Learning & Development (L&D) secara efektif di PTPN Group, yang memiliki struktur besar dan tersebar (kebun, pabrik, kantor pusat, dan anak perusahaan), pendekatannya harus terstruktur, terintegrasi, dan berbasis data TNA. Berikut panduan strategis yang bisa Anda gunakan 👇
🧭 1. Tata Kelola L&D yang Terintegrasi (Governance)
a. Struktur & Peran
HC Holding (PTPN Group): Menetapkan strategi, kebijakan, dan standar pelatihan (corporate university model).
HC Anak Perusahaan: Melaksanakan implementasi program sesuai prioritas TNA dan kebutuhan spesifik unit.
Learning Council: Forum lintas entitas untuk menyelaraskan kebijakan, kurikulum, dan evaluasi.
b. Kebijakan Kunci
Buat L&D Policy Manual yang mengatur siklus pembelajaran (identifikasi, implementasi, evaluasi).
Tetapkan minimum learning hours per employee dan mekanisme pelaporan digital (misalnya lewat LMS).
📊 2. Sistem TNA yang Berkelanjutan
Gunakan pendekatan 3-level TNA:
Level | Fokus | Contoh di PTPN |
Organisasi | Strategi bisnis & prioritas transformasi | Efisiensi, digitalisasi, sustainability |
Jabatan | Kompetensi berdasarkan kamus kompetensi | Asisten Kebun, Mill Manager, Supervisor HR |
Individu | Gap kompetensi dari hasil assessment | Leadership gap, digital skill gap |
💡 Gunakan hasil TNA untuk membuat Learning Roadmap tahunan, disetujui oleh Direksi HC.
🧩 3. Desain & Implementasi Program
a. Klasifikasi Program
Core Program – wajib untuk seluruh entitas (contoh: Ethical Leadership, Digital Mindset)
Functional Program – spesifik per divisi (contoh: Smart Plantation System, Financial Control, Safety)
Development Program – talent acceleration dan succession readiness.
b. Metode Pelatihan
Gunakan model Blended Learning 70:20:10
70% On-the-job learning (proyek, assignment, rotation)
20% Coaching & mentoring (internal coach / leader coach)
10% Formal learning (kelas, webinar, e-learning)
💻 4. Digitalisasi L&D
Gunakan Learning Management System (LMS) terintegrasi PTPN Group untuk:
Tracking keikutsertaan & sertifikasi
Online modules (microlearning)
Dashboard efektivitas pembelajaran
Integrasikan LMS dengan HRIS & talent database agar hasil pelatihan langsung memperbarui profil kompetensi karyawan.
🧠 5. Peran Fasilitator & Learning Partner
Libatkan fasilitator internal (subject matter experts) dari kebun, pabrik, dan kantor pusat.
Bangun PTPN Learning Network antar anak perusahaan untuk berbagi best practice.
Jika menggunakan vendor eksternal, pastikan mereka memahami karakteristik industri perkebunan dan nilai-nilai BUMN.
📈 6. Evaluasi & ROI Pelatihan
Gunakan Kirkpatrick Model:
Level 1 - Reaction: Kepuasan peserta
Level 2 - Learning: Peningkatan pengetahuan & keterampilan
Level 3 - Behavior: Perubahan perilaku di tempat kerja
Level 4 - Result: Dampak bisnis (produktivitas, efisiensi, turnover, safety rate)
➡️ Untuk level 4, integrasikan hasil pelatihan dengan Key Performance Indicator (KPI) unit bisnis.
🌿 7. Penguatan Budaya Belajar
Bangun Learning Culture Movement di seluruh PTPN:
“Setiap hari belajar, setiap orang berbagi."
Inisiatif Coffee Learning Session, Kebun Talks, Factory Friday Learning.
Berikan pengakuan dan penghargaan untuk unit atau individu dengan komitmen pembelajaran terbaik (Learning Champion Award).
🧭 Ringkasan Strategi
Pilar | Fokus Utama | Output |
Governance | Kebijakan & struktur L&D terpusat | Konsistensi antar entitas |
TNA & Roadmap | Data-driven & tahunan | Rencana pelatihan prioritas |
Delivery | Blended learning & coaching | Pembelajaran efektif |
Digitalisasi | LMS & HRIS | Pelacakan real-time |
Evaluasi | Model Kirkpatrick | ROI pelatihan |
Culture | Movement & reward | SDM pembelajar sepanjang hayat |
Semoga bermanfaat!





Comments