top of page

System and Learning Technology Application: Apa dan Bagaimana Penerapannya + Contoh untuk PTPN

💡 1. Pengertian Umum

System and Learning Technology Application adalah penerapan sistem (baik itu sistem manajemen maupun sistem informasi) dan teknologi digital untuk mendukung seluruh proses pembelajaran dalam organisasi — mulai dari perencanaan, pelaksanaan, hingga evaluasi pembelajaran.


Secara teoritis, hal ini merupakan bagian dari Learning Management System (LMS) dan Learning Ecosystem yang mengintegrasikan people, process, dan technology dalam satu kerangka kerja.


🧭 2. Landasan Teori


a. Sistem (System Theory – Ludwig von Bertalanffy, 1968)

Teori sistem menyatakan bahwa setiap organisasi adalah sistem terbuka yang terdiri dari berbagai subsistem yang saling berinteraksi. Dalam konteks pembelajaran:

  • Subsistemnya meliputi learner, content, delivery method, assessment, dan feedback loop.

  • Tujuannya adalah menciptakan continuous learning cycle yang saling terhubung.


b. Learning Technology (Constructivism & Connectivism)

  • Constructivism (Piaget, Vygotsky): Teknologi pembelajaran harus memungkinkan peserta untuk membangun pengetahuan secara aktif melalui interaksi, kolaborasi, dan refleksi.

  • Connectivism (Siemens, 2005): Pengetahuan tersebar dalam jaringan digital; pembelajaran efektif terjadi ketika individu mampu menghubungkan informasi dari berbagai sumber (e-learning, komunitas digital, AI tutor, dsb.).


🧩 3. Komponen Sistem dan Teknologi Pembelajaran

Komponen

Penjelasan

Contoh Aplikasi

Learning Management System (LMS)

Platform untuk mengelola konten, jadwal, progress, dan penilaian pembelajaran

Moodle, SAP SuccessFactors Learning, Gnosis

Learning Experience Platform (LXP)

Sistem berbasis AI yang memberi pengalaman personalisasi pembelajaran

EdCast, Degreed, LinkedIn Learning

Content Management System (CMS)

Sistem untuk menyimpan dan mengelola materi pembelajaran digital

SharePoint, TalentLMS

Assessment & Analytics

Teknologi untuk mengukur efektivitas pembelajaran

Power BI Dashboard, AI analytics

Collaboration Tools

Teknologi untuk kerja sama dan diskusi antar peserta

Microsoft Teams, Zoom, Miro

AI & Adaptive Learning

Sistem cerdas yang menyesuaikan konten sesuai kebutuhan individu

ChatGPT, Coursera AI Pathway

Mobile Learning & Microlearning Apps

Pembelajaran fleksibel dan cepat melalui perangkat mobile

Kahoot, Duolingo for Business


⚙️ 4. Model Integrasi Sistem Pembelajaran (Theoretical Framework)


Teori umum yang sering digunakan:

🔹 ADDIE Model + Technology Integration

  • Analyze: Analisis kebutuhan belajar dan kesiapan teknologi.

  • Design: Rancang konten digital dan alur sistem pembelajaran.

  • Develop: Kembangkan platform (LMS/LXP) dan konten e-learning.

  • Implement: Terapkan sistem di organisasi.

  • Evaluate: Ukur efektivitas dan lakukan continuous improvement.


🔹 TPACK Framework (Technological Pedagogical Content Knowledge)

Teori ini menjelaskan bahwa penerapan teknologi pembelajaran yang efektif membutuhkan kombinasi:

  • Content Knowledge (apa yang diajarkan),

  • Pedagogical Knowledge (bagaimana mengajarkannya), dan

  • Technological Knowledge (alat apa yang digunakan).


🚀 5. Tujuan Teoretis Penerapan Learning Technology


  1. Efisiensi dan efektivitas pembelajaran→ Proses belajar bisa diakses kapan saja, di mana saja, dengan biaya lebih rendah.

  2. Personalized learning journey→ Teknologi memungkinkan setiap individu belajar sesuai gaya dan kebutuhan mereka.

  3. Data-driven learning decision→ Setiap interaksi peserta menghasilkan data yang bisa dianalisis untuk perbaikan.

  4. Continuous learning culture→ Sistem mendukung pembelajaran berkelanjutan, bukan hanya pelatihan formal.

  5. Scalability→ Dapat menjangkau seluruh unit organisasi tanpa batas lokasi.


🏁 6. Tantangan Teoretis

  1. Kesiapan digital (digital readiness) karyawan.

  2. Integrasi sistem dengan HRIS dan sistem lain.

  3. Kualitas konten dan relevansi bisnis.

  4. Manajemen perubahan (change management).

  5. Keamanan data dan privasi.


Lalu bagaimana contoh penerapannya di PTPN?

Berikut ini contoh penerapan LMS di korporasi perkebunan, PTPN misalnya.


🌱 1. Tujuan Utama di PTPN

PTPN (Perkebunan Nusantara) memiliki struktur yang kompleks, terdiri dari berbagai entitas dan lini bisnis (kelapa sawit, teh, kopi, gula, dll). Karena itu, sistem dan teknologi pembelajaran harus:

  • Mendukung integrasi lintas entitas, lokasi, dan jabatan,

  • Meningkatkan kapabilitas organisasi, dan

  • Mendukung strategi bisnis PTPN menuju modern agribusiness corporation.


🧭 2. Kerangka Pikir Sistem & Teknologi Pembelajaran di PTPN

Bisa digambarkan sebagai “Learning Ecosystem” yang terdiri dari lima lapisan berikut:

Lapisan

Fokus

Contoh Implementasi di PTPN

1️⃣ Learning Infrastructure (Sistem)

Infrastruktur digital untuk pembelajaran

Learning Management System (LMS) terintegrasi dengan HRIS (misalnya SAP SuccessFactors Learning atau Moodle Corporate)

2️⃣ Learning Content (Materi)

Modul pembelajaran digital (e-learning, microlearning, video, dll)

Modul Good Agricultural Practices, Leadership Essentials, Digital Plantation, Sustainability

3️⃣ Learning Delivery (Metode)

Cara pembelajaran disampaikan

Blended Learning (50% online + 50% praktik lapangan), virtual class, video learning

4️⃣ Learning Analytics (Data)

Pengumpulan dan analisis data hasil belajar

Dashboard L&D analytics untuk mengukur progress, kompetensi, ROI training

5️⃣ Learning Culture (Budaya)

Kebiasaan belajar berkelanjutan

Program “Belajar dari Kebun”, internal coaching & mentoring, digital sharing forum


⚙️ 3. Sistem Pembelajaran Digital Terintegrasi

Berikut komponen utama yang dapat diterapkan di PTPN:

🔹 a. Learning Management System (LMS)

Sebagai platform pusat seluruh aktivitas pembelajaran:

  • Mengelola katalog pelatihan dan e-learning.

  • Mencatat hasil belajar (learning transcript).

  • Menyediakan fitur sertifikasi dan compliance training.

💡 Contoh: “PTPN Learning Hub” – satu portal digital untuk seluruh karyawan dari unit perkebunan hingga kantor pusat.


🔹 b. Learning Experience Platform (LXP)

Sistem berbasis AI yang:

  • Memberi rekomendasi pembelajaran sesuai profil karyawan.

  • Mengintegrasikan konten eksternal (LinkedIn Learning, Coursera, dll).

  • Mendorong social learning (diskusi, berbagi pengalaman, storytelling).

💡 Contoh: AI memberi rekomendasi video “Smart Irrigation” untuk asisten kebun yang sedang belajar modul efisiensi air.


🔹 c. Integration with HR System

Sistem pembelajaran perlu terhubung dengan HRIS (Human Resource Information System) agar seluruh data pelatihan memengaruhi:

  • Career Path & Talent Pool

  • Performance Management

  • Succession Planning

💡 Contoh: Setelah seorang mandor menyelesaikan pelatihan “Plantation Supervisory Program”, sistem otomatis memperbarui status kompetensinya dalam HRIS.


🔹 d. Learning Analytics Dashboard

Untuk memberikan insight berbasis data:

  • Siapa yang paling aktif belajar.

  • Kompetensi mana yang masih rendah.

  • Dampak pelatihan terhadap produktivitas dan efisiensi.

💡 Contoh: Dashboard menunjukkan bahwa setelah pelatihan “Digital Plantation”, produktivitas panen meningkat 7% di beberapa kebun.


🧠 4. Pendekatan 70–20–10 di PTPN

Penerapan teknologi juga harus mendukung model 70–20–10:

  • 70% Learning by Doing – e-logbook untuk pembelajaran di kebun (misal pencatatan hasil panen).

  • 20% Social Learning – forum komunitas digital antar unit (misal “Forum Asisten Kebun”).

  • 10% Formal Learning – e-learning modul dan sertifikasi online.


🚀 5. Tahapan Implementasi Sistem dan Teknologi Pembelajaran di PTPN

Tahap

Kegiatan

Output

1. Analisis & Desain Sistem

Identifikasi kebutuhan, kesiapan digital, dan user journey

Blueprint “PTPN Learning Ecosystem”

2. Pengembangan Teknologi

Pilih atau kembangkan LMS/LXP, desain konten digital

Sistem siap diuji

3. Pilot Project

Uji coba di 1–2 entitas (misal PTPN IV dan PTPN V)

Data awal efektivitas sistem

4. Rollout Nasional

Implementasi di seluruh grup

“One PTPN Learning System” aktif

5. Continuous Improvement

Monitoring, analytics, update konten, feedback

Sistem terus berkembang sesuai kebutuhan


🌾 6. Contoh Praktis: Digital Learning di Unit Kebun

Kasus: Asisten kebun baru di PTPN V mengikuti program Digital Induction.

  1. Ia masuk portal “PTPN Learning Hub”.

  2. Mengikuti e-learning tentang “Safety Plantation” dan “Digital Mapping Tools”.

  3. Sistem mencatat hasilnya dan merekomendasikan pelatihan lanjutan.

  4. Atasan menerima notifikasi progres di dashboard HRIS.

  5. Karyawan mendapat sertifikat digital yang masuk ke rekam jejak kariernya.


🛡️ 7. Keberhasilan Sistem Tergantung pada 3 Pilar

  1. Leadership Commitment – pimpinan aktif menjadi learning champion.

  2. Governance & Policy – kebijakan L&D terintegrasi dalam HR strategy.

  3. Technology Adoption – pendampingan, pelatihan digital literacy, dan insentif bagi pembelajar aktif.


ree

 
 
 

Recent Posts

See All
Analisis KMK RI No. 149 Tahun 2020

Ketika mengajar di program CHRP Batch C14 (93) pagi tadi mengenai Managing Learning & Development, saya merujuk pada Keputusan Menteri Ketenagakerjaan RI No. 149 Tahun 2020 Mengenai Standar Kompetensi

 
 
 

Comments

Rated 0 out of 5 stars.
No ratings yet

Add a rating
bottom of page