Dari Ruang Meeting ke Ruang Tumbuh: Kisah Nyata Coaching di Perusahaan Indonesia
- Farvis Indonesia
- Aug 1
- 3 min read

Coaching kini tidak lagi dianggap sebagai fasilitas eksklusif untuk eksekutif puncak. Di banyak perusahaan Indonesia, coaching telah menjadi bagian penting dalam budaya kerja yang menumbuhkan kinerja, kesadaran diri, dan kepemimpinan masa depan. Berikut adalah kisah nyata penerapan coaching di lima perusahaan besar Indonesia yang berhasil mengubah cara mereka memimpin dan membina karyawan.
Unilever Indonesia: Dari Bos Menjadi Coach
Di Unilever, transformasi kepemimpinan dimulai lewat inisiatif Connected 4 Growth (C4G). Seorang line manager bukan lagi hanya pemberi tugas, tetapi juga seorang coach. Rini, seorang supervisor muda, mendapat sesi coaching rutin yang membantunya menyusun tujuan pribadi dan mengevaluasi pembelajaran mingguannya. Kini, coaching di Unilever adalah percakapan bermakna yang mendorong pertumbuhan, bukan sekadar kontrol target.
Ilustrasi penerapan:
Bayangkan supervisor muda bernama Rini, yang baru naik jabatan. Alih-alih hanya diminta memenuhi target, ia rutin duduk bersama atasannya, membahas "Apa yang ingin kamu capai bulan ini dan apa yang kamu pelajari minggu lalu." Sesi coahing ini membuat Rini merasa lebih dipercaya, didengar, dan dimampukan untuk berkembang. Di Unilever coaching menjadi percakapan yang hidup, bukan formalitas.
📌 Sumber: HR Asia, Unilever’s C4G Program (2019); Unilever Global Leadership Principles.
Telkom Indonesia: Melahirkan Pemimpin dari Dalam
Telkom tidak hanya membangun infrastruktur digital Indonesia, tapi juga membangun pemimpin digital melalui coaching. Lewat program Leadership Acceleration di Telkom Corporate University, para eksekutif senior dilatih untuk menjadi internal coach. Salah satu contoh, Pak Adi, VP Human Capital, secara rutin membina tiga future leaders. Dalam satu sesi coaching, ia bertanya: “Kalau kamu jadi CEO 5 tahun lagi, tantangan apa yang ingin kamu selesaikan dari sekarang?” Coaching seperti ini mendorong peserta untuk berpikir strategis dan menyadari potensi tersembunyi mereka.
📌 Sumber: Telkom Corporate University; Human Capital Awards 2021; Kompasiana Telkom Story.
Bank Mandiri: Coaching Sebagai Alat Strategis Talent Management
Melalui program Mandiri Coaching System yang terintegrasi dalam Talent Management 4.0, para pegawai level Supervisor ke atas didampingi dalam sesi coaching. Bayu, yang dulunya stagnan di posisi supervisor, kini menjadi AVP setelah menerima coaching yang membantunya menggali pembelajaran dari proyek dan membangun kepercayaan diri.
Ilustrasi penerapan:
Bayu, seorang supervisor yang dulunya merasa terjebak di zona nyaman, mulai berkembang pesat setelah menerima coaching dari manajernya. Ia tidak hanya ditanya "Sudah selesai targetnya?", tapi juga "Apa pembelajaran terbesar dari proyek ini dan bagaimana kamu akan menerapkannya ke depan?" Kini Bayu telah menjadi Assistant Vice President dan menjadi coach bagi 2 orang junior. Coaching menjadi budaya yang menular.
📌 Sumber: Bank Mandiri Annual Report 2020; HR Expo 2021.
Gojek (GoTo): Coaching di Dunia Agile dan Startup
Di Gojek, budaya cepat, dinamis, dan kolaboratif mendorong lahirnya pendekatan coaching yang fleksibel. Coaching menjadi bagian dari budaya agile. Para pemimpin di sini bukan bos, mereka fasilitator pertumbuhan.
Ilustrasi penerapan:
Aulia, seorang Tech Manager, mengisahkan bagaimana timnya menerapkan 'retrospective coaching' setiap Jumat bersama tim. Tidak hanya membahas sprint, mereka juga bicara tentang motivasi, keseimbangan hidup, dan dinamika tim. Coaching membuat tim lebih terbuka dan inovatif. Dengan pendekatan coaching, tim engineering yang biasanya "dingin dan fokus ke hasil," justru menjadi lebih terbuka, kompak, dan inovatif.
📌 Sumber: Gojek Engineering Blog; Agile Coaching Gojek; Tech in Asia Indonesia (2022).
Pertamina: Menyiapkan Generasi Penerus dengan Coaching
Pertamina tahu bahwa transisi kepemimpinan tidak bisa diserahkan ke "nasib organisasi." Lewat program High Potential Coaching & Acceleration, Pertamina menunjuk coach internal dan eksternal tersertifikasi (ICF/BCI) untuk mendampingi calon pemimpin level VP ke atas.
Ilustrasi penerapan: Siti, salah seorang High Potential Leader di Direktorat Hulu. Dalam sesi coaching, ia menyadari kekuatannya bukan hanya di analisis teknis, tapi dalam 'influencing people'. Coaching membuka ruang kesadaran, dan kini ia memimpin 300+ orang sebagai GM Termuda di region Timur.
📌 Sumber: Pertamina Human Capital Program Report 2022; Warta BUMN.
Catatan Penting:
Banyak perusahaan di Indonesia saat ini mulai beralih dari budaya command and control ke pendekatan kepemimpinan yang lebih reflektif, empatik, dan memberdayakan melalui coaching.
Seiring dengan peningkatan kebutuhan akan agile leadership, coaching kini bukan hanya kebutuhan di level C-Suite, tapi juga menjadi alat penting bagi emerging leaders dan tim HR.
Kesimpulan
Coaching bukan lagi sekedar metode di Indonesia, coaching telah menjadi budaya baru kepemimpinan: lebih manusiawi, memberdayakan, dan berorientasi pada pertumbuhan berkelanjutan. Dari ruang meeting hingga forum virtual, coaching di perusahaan Indonesia terbukti menjadi katalis penting bagi transformasi kepemimpinan. Coaching bukan hanya tentang memperbaiki performa, tetapi juga membangkitkan potensi terbaik seseorang.
Comments